ARAH Environmental Indonesia

Cart


All Categories

All Categories

  • No product categories exist.

Search

 ARAH Environmental Indonesia
Menu   ≡ ╳
  • Home
  • Keunggulan Kami
  • Layanan Kami
    • Limbah B3 Medis
    • Limbah B3 Sarana Komersial
    • Limbah Domestik
    • Panduan Jenis Limbah
  • Tentang Kami
  • Blog
  • Karir
  • Hubungi Kami
  • Shop
  • Call Center: (021) 5088-0198
Menu
  • Home
  • Keunggulan Kami
  • Layanan Kami
    • Limbah B3 Medis
    • Limbah B3 Sarana Komersial
    • Limbah Domestik
    • Panduan Jenis Limbah
  • Tentang Kami
  • Blog
  • Karir
  • Hubungi Kami
  • Shop
  • Call Center: (021) 5088-0198
ARAH Environmental Indonesia

Cart

All Categories

All Categories

  • No product categories exist.

Search

Home/Archive for

Author Archives: ARAH Environment

Limbah makanan kedaluwarsa dapat merusak lingkungan

Stok Produk Makanan Kedaluwarsa Menumpuk, Apa yang harus dilakukan Perusahaan?

Date Januari 04, 2022 / Category: event, Uncategorized

Perusahaan produsen makanan umumnya memiliki stok produk makanan yang telah kedaluwarsa. Makanan kedaluwarsa ini tidak boleh dibuang sembarangan, apalagi tanpa dihancurkan. Dampak yang ditimbulkan bagi konsumen bisa berbahaya dan citra perusahaan dapat menjadi buruk. Di samping itu, stok makanan yang sudah dihancurkan harus dipastikan dikelola dengan cara yang ramah lingkungan. Jadi, jika sebuah perusahaan memiliki stok produk makanan kedaluwarsa, apa langkah tepat yang harus dilakukan?

Pentingnya menghancurkan makanan kedaluwarsa

Umumnya, perusahaan produsen makanan akan membuang produk makanan kedaluwarsa yang terdapat pada list stok penyimpanan produk makanan . Aktivitas pembuangan ini tak boleh dilakukan begitu saja karena produk makanan harus dihancurkan terlebih dulu. Produk makanan sebaiknya tidak dibuang dalam bentuk yang utuh dan masih terbungkus karena beberapa oknum tidak bertanggung jawab bisa saja mengumpulkan makanan kedaluwarsa tersebut dan menjualnya kembali.

Ketika produk makanan kedaluwarsa tersebut dijual kembali apalagi dalam kondisi utuh dengan kemasan aslinya, maka reputasi brand perusahaan tersebut bisa saja menurun. Untuk itu, dengan memperhatikan cara membuang produk makanan kedaluwarsa secara tepat, yaitu menghancurkan kemasannya terlebih dahulu, maka produk tidak akan disalahgunakan. Itulah kenapa Anda perlu menghancurkannya terlebih dulu sebelum produk makanan dibuang.

Cara tepat mengolah limbah makanan kedaluwarsa

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membuang sampah makanan kedaluwarsa. Cara yang paling umum dilakukan oleh sebagian besar perusahaan adalah dengan membakarnya atau membuangnya ke tempat pembuangan akhir atau TPA. Namun, cara-cara seperti ini sebenarnya tidak tepat.

Hal yang penting untuk diperhatikan perusahaan adalah memastikan bahwa makanan kedaluwarsa beserta kemasannya dihancurkan sehingga tidak lagi berupa makanan utuh atau produk utuh yang dapat dijual kembali. Namun, apabila makanan beserta kemasannya dihancurkan secara bersama, maka limbah organik dari sisa makanan akan tercampur dengan limbah plastik dan/atau kertas dari kemasannya. Limbah yang tercampur ini menjadi residu dan tidak dapat lagi didaur ulang, dan akhirnya harus dibuang ke TPA.

Limbah organik yang dibuang ke TPA justru berpotensi akan menghasilkan emisi gas metana. Gas metana akan merusak lapisan ozon bumi karena gas metana termasuk gas-gas rumah kaca yang dapat mengakibatkan perubahan iklim.

Ada juga perusahaan yang membakar produk makanan kedaluwarsa. Hal ini tentunya menyebabkan polusi udara dan dapat membahayakan kesehatan karena dampak dari proses pembakaran tersebut menghasilkan CO2, N2O, NOx, NH3, serta karbon organik.

Alternatif lain adalah perusahaan bisa mengolah limbah organik secara ramah lingkungan. Dengan melakukan cara ini, timbulan gas metana dari limbah organik yang tertimbun di TPA bisa dihindari.

Cara tersebut adalah dengan mengeluarkan makanan kedaluwarsa dari kemasannya, lalu menghancurkan kemasan dan isinya secara terpisah. Dengan demikian, limbah plastik dan kertas dari kemasan dapat didaur ulang, dan limbah organik dapat diolah sebagai kompos atau dimanfaatkan sebagai pakan. Dengan demikian, seluruh limbah kedaluwarsa perusahaan tersebut dapat dialihkah dari TPA.

Apabila Anda memiliki produk makanan kedaluwarsa, Anda bisa menyerahkan limbah tersebut ke tempat pengolahan limbah dan sampah yang aman dan tepercaya seperti ARAH. Melalui layanan Ecofren, ARAH memberikan solusi untuk penghancuran kemasan dan produk makanan kedaluwarsa, termasuk proses unpackaging dan shredding yang termonitor.

Limbah diangkut dengan menggunakan armada truk ber-GPS, sedangkan proses unpackaging dan shredding dilakukan di area yang dipasang CCTV. Limbah anorganik dari kemasan akan dihancurkan agar tidak disalahgunakan dan dikelola untuk didaur ulang. Limbah organik isi produk makanan akan diolah secara ramah lingkungan. Layanan Ecofren akan memberikan laporan pengangkutan dan dokumentasi penghancuran limbah. Bagi yang ingin membuang stok produk makanan kedaluwarsa, Anda bisa langsung menghubungi ARAH.

Jika tertarik menggunakan layanan Ecofren, Anda bisa langsung menghubungi via WhatsApp ARAH di nomor 081311116800 atau kunjungi website ARAH untuk mengetahui berbagai layanan lain yang ditawarkan.

Layanan ARAH Kini Hadir di Makassar

ARAH Luncurkan Layanan Pengolahan Limbah di Makassar

Date Januari 04, 2022 / Category: event, Uncategorized

PT ARAH ENVIRONMENTAL INDONESIA (ARAH) telah hadir di Kota Daeng, Makassar, Sulawesi Selatan untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam pengelolaan limbah B3 atau limbah bahan berbahaya dan beracun. Kehadiran ARAH di Makassar menjadi wujud komitmen Kami untuk terus memperluas layanan dan memberikan solusi kepada seluruh stakeholder terkait pengelolaan limbah B3 yang terintegrasi, aman, dan nyaman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

ARAH melihat bahwa kebutuhan pengolahan limbah di Sulawesi Selatan, khususnya di Makassar, Maros, Pangkep, Barru, Pare-Pare, Takalar, Gowa, dan sekitarnya akan terus meningkat. Di Makassar sendiri, setidaknya ada 60 rumah sakit dan 46 puskesmas yang tersebar di seluruh kota. Kehadiran ARAH mampu menjadi sebuah alternatif solusi bagi masyarakat Sulawesi Selatan, baik masyarakat umum ataupun penghasil limbah seperti fasilitas pelayanan kesehatan.

PT ARAH ENVIRONMENTAL INDONESIA cabang Sulawesi Selatan telah memiliki izin sebagai transporter pengelolaan limbah B3 dan akan terus mengembangkan cakupan kegiatannya. Hal ini tentu akan menjadi solusi yang konkret dan komprehensif terhadap masalah pengolahan limbah B3 fasilitas kesehatan, gedung perkantoran, ataupun mall.

SDM Berkompetensi, Fasilitas Mumpuni, Keamanan Terjamin, serta Perizinan yang Lengkap

Beroperasi selama lebih dari sepuluh tahun, pengalaman ARAH dalam mengelola limbah tidak perlu diragukan lagi. Seluruh pengangkutan limbah B3 akan dilaksanakan oleh pengemudi khusus yang berkompetensi. Menggunakan armada yang telah memiliki izin, limbah B3 akan dibawa ke tempat pengolah lanjut berizin yang sudah bekerja sama dengan ARAH.

Tidak bisa dipungkiri bahwa selama masa pandemi COVID-19 ini, sangat banyak limbah medis yang menumpuk. ARAH berkomitmen tinggi dalam melakukan pengolahan limbah B3 dan pemusnahan limbah medis dari COVID-19.

Aktivitas ini dilakukan dengan standar operasional prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (SOP K3) yang ketat, mulai dari pengemasan hingga pengolahan. Hal ini tentunya bertujuan untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan pelanggan. Penanganan limbah B3 yang aman akan menghilangkan kegelisahan penghasil limbah B3 di wilayah Makassar dan sekitarnya terkait pengelolaan limbah B3 mereka .

Kelola Limbah B3 dengan Teknologi Canggih

Dalam pengelolaan limbah, ARAH menggunakan teknologi dan sistem komputerisasi yang terintegrasi dalam kegiatan operasional, yakni Enterprise Resource Planning atau ERP. Sistem ini mampu menyajikan data yang akurat serta penjadwalan menggunakan Smart Scheduling and Routing System untuk meningkatkan ketepatan waktu, efisiensi, dan produktivitas sistim logistiknya. Selain itu, setiap armada pengangkutan ARAH juga dilengkapi dengan GPS Tracking System untuk memantau pergerakan armada.

Untuk lebih memudahkan pelanggan, ARAH menerapkan sistem kontrak elektronik sehingga pelanggan bisa menandatangani kontrak secara digital dengan e-signature yang bisa dilakukan melalui komputer atau smartphone. Selain itu, ARAH juga menggunakan tagihan elektronik agar pelanggan bisa melakukan pembayaran menggunakan rekening virtual yang dapat diakses melalui bank atau dompet digital.

Dokumentasi Aman dan Paperless

ARAH memaksimalkan sistem Manifest Elektronik atau Festronik yang telah diwajibkan oleh pemerintah. Festronik adalah sebuah sistem pemantauan terhadap kegiatan pengelolaan limbah B3 yang memuat pernyataan serah terima dan informasi mengenai limbah B3 yang dapat dilakukan secara digital. Sistem ini bertujuan untuk mencegah pencemaran lingkungan akibat pengelolaan limbah B3 yang tidak sesuai aturan.

Tidak hanya untuk memenuhi kewajiban Permen LHK Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun , khususnya BAB VI yang mengatur Tentang Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun yang secara spesifik mengatur penerapan sistem Festronik juga menjadi solusi digital atas sistem pencatatan yang lebih efektif dan aman.

Mudahkan Pelanggan dengan Layanan Call Center yang Fast Respon

PT ARAH ENVIRONMENTAL INDONESIA memberikan layanan Call Center bagi para pelanggan yang ingin menyampaikan pesan atau pertanyaan terkait dengan layanan ARAH. Anda dapat menghubungi (021) 5088-0198 dan WhatsApp di nomor 0813-1111-6800 atau lokal kontak di nomor (0411) 4837213. Selain itu, Anda juga bisa melakukan live chat di website ARAH.

Kehadiran ARAH di Sulawesi Selatan, lengkap dengan infrastruktur dan sistem yang sudah digital, akan menjadi bantuan besar bagi daerah-daerah di Sulawesi Selatan dalam pengolahan limbah. Ditambah lagi dengan SDM yang kompeten, armada yang sudah memiliki izin, sistem aplikasi smart scheduling and routing, Festronik, serta fasilitas pengumpulan dan pengelolaan yang berizin, ARAH menjadi sebuah solusi bagi mereka yang membutuhkan layanan pengolahan limbah. Mari kita menjaga dan bangun lingkungan yang sehat bagi generasi mendatang.

kaleng aerosol bekas dapat menjadi limbah berbahaya

Jangan Buang Kaleng Aerosol Sembangan, Ikuti Cara-cara Ini

Date Januari 04, 2022 / Category: Uncategorized

Aerosol adalah partikel kecil padat dan/atau cair yang tersuspensi dalam gas. Ukuran partikel dalam aerosol berkisar dari sekitar 0,001 sampai 100 mikron. Biasanya, cairan bertekanan tersebut disimpan dalam kaleng yang dilengkapi dengan katup/nozzle untuk membantu mengubah cairan menjadi gas. Caranya adalah dengan memanfaatkan propellant yang berfungsi memberikan tekanan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan produk dari kaleng, dan dalam kombinasi dengan komponen lain mengubah produk ke bentuk fisik yang diinginkan.

Propellant pada kaleng aerosol ada bermacam-macam jenisnya. Diperkirakan bahwa penghentian penggunaan CFC (Chlorofluorocarbons) sekarang mencapai 90%, menyiratkan bahwa 10% tersebut masih menyebabkan kerusakan lingkungan. Pengganti CFC yang paling umum digunakan yaitu n-butana, propana, dan isobutana yang merupakan campuran hidrokarbon yang mudah menguap. Senyawa inilah yang kemudian membuat kaleng aerosol perlu penanganan khusus dalam pengolahannya. Seperti apa cara tepat membuang kaleng aerosol? Simak penjelasannya berikut ini.

Kaleng aerosol termasuk limbah B3

Limbah B3 merupakan jenis limbah yang membahayakan lingkungan dan kelangsungan makhluk hidup karena kandungan senyawa di dalamnya bisa menjadi zat pencemar.

Beberapa contoh produk aerosol yang mengandung B3 yaitu produk obat serangga, produk cat, produk pengharum ruangan, produk desinfektan dan produk anti kerak.

Kaleng aerosol yang sudah tidak terpakai termasuk dalam kategori limbah B3 ini. Aerosol bebas CFC pun masih mengandung senyawa organik yang mudah menguap. Nah, senyawa ini ternyata berbahaya bagi lingkungan karena bisa merusak ozon. Padahal, penipisan ozon bisa meningkatkan level radiasi sinar UV yang berbahaya bagi kesehatan. Disisi lain, propelan yang digunakan dalam kaleng aerosol bersifat mudah terbakar dan dapat menyebabkan ledakan.

Bisa berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan

Untuk itulah, pengelolaan kaleng aerosol bekas tidak boleh dilakukan sembarangan. Jika asal dibuang ke tempat sampah, sisa-sisa senyawa di dalam kaleng bisa mencemari lingkungan. Selain membuat lapisan ozon menipis, beberapa produk aerosol juga dapat mempengaruhi kesehatan, misalnya desinfektan antibakteri yang mengandung quaternary ammonium compounds. Menurut The Environmental Protection Agency bahan tersebut dapat mengiritasi paru-paru, kulit dan mata.

Cara tepat membuang kaleng aerosol

Agar hal tersebut tidak terjadi, maka kaleng aerosol bekas harus dibuang dengan benar. Ya, Anda tidak bisa sembarangan membuang kaleng yang mengandung CFC maupun propelan lainnya. Cara tepat membuang kaleng aerosol adalah sebagai berikut.

  1. Pastikan dulu kaleng sudah kosong

Sebelum membuang, pastikan kaleng aerosol sudah benar-benar kosong. Coba tekan bagian nozzle, jika tidak ada produk yang keluar dan tutupnya pun tidak tersumbat, artinya kaleng memang sudah kosong. Anda juga bisa mengocok kaleng untuk memastikan. Kaleng yang masih berisi produk biasanya akan terasa lebih berat dan tidak mengeluarkan suara berisik.

  1. Jangan ubah kaleng

Saat membuang kaleng, Anda tidak perlu mengubah bentuknya. Pastikan bentuk kaleng tetap utuh apa adanya. Mengapa demikian? Kaleng aerosol merupakan kaleng bertekanan, sehingga mengubah bentuk kaleng akan membuat tekanan tersebut terganggu dan menimbulkan ledakan.

Selain tidak mengubah kaleng, hindari meletakkan kaleng di dekat sumber panas seperti kompor atau sinar matahari langsung. Panas akan meningkatkan tekanan di dalam kaleng sehingga dapat memicu ledakan.

  1. Periksa isi kaleng

Langkah selanjutnya adalah memeriksa isi kaleng. Beberapa kaleng aerosol sekarang memang tidak menggunakan CFC, namun tidak ada salahnya juga untuk berhati-hati. Cek daftar kandungan produk pada kemasan kaleng untuk memastikan tidak ada unsur zat berbahaya di dalamnya. Coba perhatikan kemasan kaleng, biasanya tercantum petunjuk pengolahan atau cara membuang yang benar. Anda bisa mengikuti petunjuk tersebut.

  1. Serahkan kepada pengelola limbah B3

Jika Anda merasa ragu atau belum tahu cara yang tepat untuk mengolah limbah B3 seperti kaleng aerosol, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan profesional seperti ARAH. Melalui ARAH, Anda bisa mengelola limbah B3, termasuk kaleng aerosol dengan aman tanpa mencemari lingkungan.

ARAH menyediakan layanan Ecoprime yang menawarkan beragam solusi penanganan limbah komersial mulai dari pengemasan, pengangkutan, sampai dengan pengolahan di sarana pengolah berizin dari KLHK.

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa kaleng aerosol tidak boleh dibuang sembarangan. Jika Anda masih merasa ragu untuk mengolah sampah kaleng secara mandiri, jangan ragu untuk menghubungi ARAH. Pengelolaan limbah komersial melalui ARAH dilakukan secara profesional sehingga mengurangi risiko kontaminasi dan tentunya melindungi keselamatan Anda. Klik di sini untuk terhubung langsung dengan tim ARAH!

Risiko Beracun, Hindari Buang Baterai Bekas Sembarangan!

Date Januari 04, 2022 / Category: Uncategorized

Tanpa disadari, banyak barang elektronik di rumah kita yang menggunakan baterai, mulai dari remote televisi, jam dinding, ponsel, jam tangan, laptop, dan lain sebagainya. Baterai merupakan salah satu barang elektronik yang dapat habis dipakai dengan durasi penggunaan tidak terlalu panjang. Selain itu, baterai juga dijual di mana-mana. Tak heran jika limbah baterai bekas sangat mudah untuk ditemukan.

Kebanyakan masyarakat hanya membuang baterai bekas pakai di tempat sampah atau malah membuangnya sembarangan. Bahkan sejumlah orang mungkin hanya menumpuknya secara asal-asalan di dalam laci. Padahal, tahukah Anda bahwa baterai bekas merupakan salah satu limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)?

Baterai bekas termasuk sampah B3

Baterai terbagi ke dalam dua jenis utama, yaitu baterai primer sekali pakai dan baterai sekunder yang bisa diisi ulang. Dalam kedua jenis baterai ini terkandung logam berat yang dapat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Penggunaan merkuri dalam produksi baterai memang telah berkurang, namun produksi baterai masih bergantung pada bahan-bahan berbahaya lainnya.

Baterai primer mengandung unsur Zinc-carbon, campuran MnO2 (Mangan Dioksida), serbuk karbon, dan NH4Cl(Ammonium Klorida). Sedangkan dalam baterai sekunder terkandung kadmium, nikel, lithium ion dan alkaline (potassium hidroksida). Bahan-bahan tersebutlah yang membuat baterai bekas termasuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3.

Jangan membuang baterai bekas sembarangan

Sesuai dengan penjelasan pada poin sebelumnya, kandungan berbahaya yang ada dalam baterai bekas membuatnya tidak boleh dibuang sembarangan. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang menganggap baterai bekas bisa dibuang bersamaan dengan sampah lainnya. Padahal hal ini dapat berakibat buruk bagi lingkungan dan kesehatan kita.

  1. Dampak terhadap lingkungan

Dilansir dari Bbc.com, sebuah eksperimen dilakukan seseorang bernama RJ untuk membuktikan bahaya baterai bekas. RJ menanam baterai di dalam tumbuhan dan membandingkannya dengan tumbuhan yang tidak ditanami baterai. Satu minggu kemudian, hasilnya terlihat jelas. Tumbuhan yang tidak ditanami baterai masih terlihat hijau dan segar, sedangkan tumbuhan yang ditanami baterai menjadi lebih layu.

Melalui eksperimen tersebut, dapat dilihat bahwa kandungan di dalam baterai bekas menyerap ke dalam tanah dan merusak tumbuhan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, mulai sekarang Anda perlu memperhatikan pembuangan salah satu limbah B3 ini.

  1. Dampak terhadap kesehatan

Salah satu kandungan logam di dalam baterai yang mencemari lingkungan dan berbahaya bagi Kesehatan adalah kadmium, merkuri, dan lithium. . Ketika baterai berada di dalam tanah, konsentrasi kadmium dan merkuri dapat meningkat dan bisa diserap oleh tanaman. Pada akhirnya, kandungan tersebut dapat memasuki rantai makanan.

 

Keracunan logam kadmium dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, kehilangan sel darah merah, gangguan lambung, hingga kerapuhan tulang. Kadmium juga dianggap berbahaya karena elemen kadmium merupakan senyawa karsinogenik. Sedangkan merkuri dapat berefek pada kesehatan manusia, terutama berkaitan dengan sistem syaraf yang sangat sensitif.

Di sisi lain, baterai sekunder seperti yang sering digunakan pada ponsel atau gadget lainnya mengandung unsur kimia lithium yang mudah bereaksi terhadap oksigen, air, atau guncangan. Ada pula unsur timah dan asam sulfat yang berbahaya bagi tubuh manusia. Jika terhirup akan menyebabkan gangguan pernapasan, gangguan otak, bahkan impotensi. Pada perempuan, bisa menyebabkan gangguan kehamilan dan janin.

Cara tepat membuang sampah baterai bekas

Setelah mengetahui bahaya membuang limbah baterai bekas sembarangan, sekarang saatnya Anda membuang baterai bekas dengan benar. Anda bisa mengumpulkannya ke dalam satu wadah khusus dan terpisah dari sampah lain.

Jika Anda tinggal di ibu kota Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki program penjemputan limbah elektronik atau e-Waste yang mengandung bahan berbahaya dan beracun. Anda hanya perlu melakukan registrasi pada situs lingkunganhidup.jakarta.go.id. Pada situs tersebut, Anda akan diarahkan untuk mengisi formulir digital dan melengkapinya dengan data nama, wilayah, email, nomor telepon, perkiraan jumlah e-Waste, dan juga jenis e-Waste. Sampah yang sudah diambil kemudian akan diproses ke pihak ketiga.

Apabila usaha Anda menghasilkan limbah elektronik, Anda dapat menghubungi Arah melalui nomor 081311116800 untuk kerjasama pengelolaan limbah B3 yang baik dan sesuai peraturan yang berlaku. Dengan perizinan yang lengkap, ARAH dapat dipercaya untuk mengelola limbah B3 secara aman.

Penerapan 5R di lingkungan kerja

Sudahkah Tempat Kerja Anda Menerapkan Prinsip 5R?

Date Januari 04, 2022 / Category: Uncategorized

Apa itu 5R? Ada banyak sekali faktor yang memengaruhi produktivitas kerja, salah satunya adalah faktor lingkungan tempat kerja. Tempat kerja yang nyaman tentu akan membuat Anda lebih mudah fokus bekerja. Saat Anda fokus, maka kerja pun jadi lebih produktif. Nah, 5R sendiri merupakan cara untuk mencapai situasi tempat kerja yang lebih baik. Untuk menjawab pertanyaan seputar apa itu 5R dan langkah penerapannya, simak ulasan berikut ini.

Apa itu 5R?

Apa itu 5R? 5R sendiri merupakan singkatan dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Metode 5R berarti suatu cara untuk mengelola tempat kerja agar menjadi lebih baik. Target penerapan 5R bukanlah suatu kondisi yang tidak bertahan lama (sementara), tapi harus berkelanjutan.

Selama ini, banyak yang menganggap bahwa penerapan 5R hanya diperuntukkan bagi industri manufaktur. Padahal, 5R pun bisa diterapkan pada industri lainnya. Sebab, tujuan penerapan 5R pada dasarnya adalah untuk mencapai efisiensi kerja sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan tempat kerja.

Manfaat menerapkan 5R di tempat kerja

Setelah mengetahui apa itu 5R, penting juga untuk memahami manfaat yang bisa didapat dari penerapan 5R di tempat kerja. Berikut adalah beberapa manfaat dari penerapan 5R:

  • Pengaturan tempat kerja yang lebih baik secara berkelanjutan dapat membantu meningkatkan produktivitas kerja.
  • Tempat kerja yang selalu bersih dan rapi akan terasa lebih nyaman sehingga para karyawan bisa lebih fokus bekerja.
  • Meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan kerja karena kualitas lingkungan tempat kerja selalu terjaga.
  • Membantu perusahaan melakukan efisiensi karena tidak perlu lagi mengeluarkan biaya perbaikan atas kerusakan barang di tempat kerja.

Langkah-langkah penerapan 5R

Setelah menjawab pertanyaan seputar apa itu 5R dan juga manfaat penerapannya, sekarang mari membahas soal langkah-langkah penerapan 5R. Seperti namanya, ada lima langkah yang harus diikuti untuk menerapkan 5R. Kelima langkah tersebut adalah:

  1. Ringkas

Ringkas di sini berarti mampu membedakan barang atau alat yang masih diperlukan dan sudah tidak diperlukan lagi. Sederhananya, ringkas adalah mengelompokkan benda menjadi terpakai dan tidak terpakai. Berikut beberapa contoh penerapan ringkas:

  • Memilah peralatan kerja yang masih diperlukan dan sudah tidak diperlukan lagi.
  • Memisahkan alat produksi yang sudah rusak dari alat yang masih berfungsi dengan baik.
  • Membedakan barang yang harus disimpan dan harus dibuang.
  • Memilah barang yang sering dipakai dan jarang dipakai.
  1. Rapi

Langkah penerapan 5R berikutnya adalah rapi. Rapi berarti tempat kerja memiliki tata letak baik sehingga Anda tidak kesulitan untuk menemukan peralatan kerja yang diperlukan. Penerapan rapi bisa dilakukan dengan cara:

  • Meletakkan peralatan kerja sesuai dengan workflow yang berlaku di tempat kerja.
  • Menata peralatan kerja berdasarkan tingkat intensitas pemakaian, fungsi, batas waktu, hingga keseragamannya.
  • Mengatur tata letak barang dengan pengendalian visual agar lebih mudah ditemukan dan selalu tersimpan di tempat yang benar.
  1. Resik

Resik berarti bersih. Prinsip penerapan langkah resik adalah pembersihan tempat kerja dari sampah kotoran dan benda-benda asing yang mengganggu pekerjaan. Contoh penerapan resik adalah sebagai berikut:

  • Membersihkan tempat kerja dari kotoran, debu, dan benda asing yang mengganggu.
  • Meminimalisir aktivitas yang bisa menimbulkan kotoran dan sampah.
  • Melakukan perbaikan pada fasilitas yang sudah usang.
  • Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di setiap sudut tempat kerja.
  1. Rawat

Langkah penerapan 5R selanjutnya adalah rawat. Rawat berarti mampu memelihara peralatan kerja dengan rapi dan bersih sehingga bentuk alat bisa tetap sesuai prosedur kerjanya. Rawat sendiri merupakan pemantapan 5R. Artinya, langkah penerapannya adalah dengan mempertahankan ketiga kondisi di atas (ringkas, rapi, dan resik) dari waktu ke waktu.

  1. Rajin

Langkah penerapan 5R yang terakhir adalah rajin. Rajin berarti melakukan prosedur yang tepat dan benar sebagai kebiasaan. Prinsip penerapan rajin adalah pembentukan kebiasaan baik. Penerapan rajin sendiri adalah dengan menjalankan empat langkah sebelumnya (ringkas, rapi, resik, dan rawat) secara disiplin.

 

Itu dia pembahasan seputar apa itu 5R, manfaat, serta langkah-langkah penerapannya. Sudahkah tempat kerja Anda menerapkan prinsip 5R ini? Anda bisa mulai dengan memastikan tempat kerja bebas dari limbah B3. Jika tempat kerja berada di lingkungan perumahan, silakan hubungi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat untuk membuang limbah.

Bagaimana jika tempat kerja berada di tempat komersial? ARAH siap membantu Anda dengan memberikan solusi penanganan limbah B3 mulai dari pengemasan, pengangkutan, hingga pengolahan di sarana pengelola yang telah mendapat izin dari KLHK. Klik di sini untuk terhubung langsung dengan tim ARAH dan ciptakan lingkungan kerja yang menerapkan nilai 5R!

Hari Kesehatan Nasional: Menciptakan Lingkungan Sehat, Bebas dari Limbah B3

Date November 08, 2021 / Category: Uncategorized

Menciptakan lingkungan sehat dan bersih sangat penting untuk kelangsungan hidup. Jika tidak ada upaya konkret untuk menjaganya, lingkungan akan semakin tercemar dengan kontaminan dan racun yang berdampak berbahaya bagi kesehatan. Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada 12 November, semua orang perlu ikut serta dalam menciptakan lingkungan sehat dan bebas dari limbah B3.

Apa itu limbah B3?

Limbah B3 merupakan jenis limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3). Karena sifat kandungannya tersebut, limbah B3 pun tidak bisa dibuang sembarangan. Diperlukan pengelolaan secara tepat dan aman agar limbah B3 tidak merusak lingkungan dan mengganggu kelangsungan makhluk hidup.

Penggolongan limbah B3 didasarkan pada kandungan bahan berbahaya atau beracun yang ada dalam suatu barang. Adapun karakteristik bahan-bahan yang termasuk limbah B3 adalah mudah meledak, mudah menyala, reaktif, infeksius, korosif, dan beracun.

Contoh limbah B3 yang kerap dihasilkan industri

Menciptakan lingkungan sehat pada Hari Kesehatan Nasional bisa dimulai dengan mengedukasi diri tentang contoh limbah B3. Salah satu sumber utama limbah B3 berasal dari industri, yang biasanya menimbulkan limbah dalam volume besar. Berikut beberapa contoh limbah B3 yang kerap dihasilkan oleh industri:

  • Merkuri

Merkuri adalah unsur logam beracun yang berwarna putih keperakan. Polutan toksik dan beracun ini saat dilepaskan ke lingkungan akan terakumulasi dalam sedimen yang diletakkan di air terletak di perairan. Merkuri terdapat di alam dalam bentuk logam, garam organik dan anorganik.

Dalam bentuk garam anorganik merkuri dapat menyebabkan kerusakan hati. Komponen merkuri yang paling berbahaya adalah metil merkuri (merkuri organik) yang dapat menyebabkan kematian kelainan saraf yang tidak dapat diperbaiki dan kelainan genetika.

Kontaminasi merkuri terhadap organisme akuatik berasal dari masuknya buangan industri ke dalam badan perairan sehingga mempengaruhi sistem rantai makanan.

  • Tembaga

Tembaga masuk ke dalam suatu tatanan lingkungan sebagai akibat dari aktivitas manusia, seperti buangan industri (contohnya industri galangan kapal) yang memakai tembaga dalam proses produksinya. Meskipun tembaga merupakan logam berat yang beracun, unsur ini sangat diperlukan oleh tubuh meski dalam jumlah yang sedikit. Toksisitas yang dimiliki oleh tembaga baru akan bekerja dan memperlihatkan pengaruhnya bila logam ini telah masuk ke tubuh organisme dalam jumlah besar atau melebihi nilai toleransi organisme terkait

  • Timbal

Timbal atau timah hitam merupakan logam beracun alami yang ditemukan di kerak bumi. Penggunaannya secara luas telah mengakibatkan kontaminasi lingkungan yang sangat besar, sehingga menyebabkan masalah pada lingkungan dan kesehatan manusia.

Sumber pencemaran timbal di lingkungan dapat berasal dari bahan bakar, asap kendaraan, cat, pipa air yang menggunakan timbal, pembuangan sampah, campuran keramik, kaleng makanan, udara, debu, tanah, dan berbagai industri seperti industri perak, baterai dan lain-lain.

Limbah B3 juga dapat dihasilkan dari skala rumah tangga

Selain dihasilkan dari kegiatan industri, jenis limbah ini juga bisa berasal dari kegiatan rumah tangga. Untuk menciptakan lingkungan sehat, ketahui contoh limbah B3 dari kegiatan rumah domestik berikut ini agar Anda bisa mengelolanya dengan tepat.

  • Kemasan bekas insektisida
  • Kemasan bekas pengharum ruangan
  • Barang-barang elektronik bekas
  • Bohlam bekas
  • Baterai bekas

Bahaya limbah B3 terhadap lingkungan dan kesehatan

Mengapa pengelolaan limbah B3 secara tepat sangat berpengaruh dalam menciptakan lingkungan sehat? Pasalnya, limbah B3 yang dibuang sembarangan dapat mengancam lingkungan dan kesehatan. Beberapa bahaya tersebut mencakup:

  • Jika dibuang di lahan, limbah B3 akan diserap oleh tanah dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
  • Pada umumnya, limbah dari industri kimia mengandung sejumlah unsur logam berat yang punya memiliki sifat kumulatif dan toxic sehingga berdampak negatif bagi kesehatan manusia.
  • Mencemari air, misalnya air sungai yang terkontaminasi limbah B3 sehingga menyebabkan kematian biota air, kerusakan rantai makanan, dan kerusakan ekosistem perairan.

Cara tepat menangani limbah B3

Walau begitu, Anda tak perlu khawatir karena ada upaya yang bisa dilakukan untuk menangani limbah B3 secara tepat dan aman. Dengan begitu, Anda pun bisa menciptakan lingkungan sehat yang bebas dari limbah B3. Berikut beberapa cara menangani limbah B3, yaitu:

  • Metode kimia – Pertukaran ion, pengendapan, oksidasi, dan pengurangan adalah metode-metode yang masuk ke kategori metode kimia yang bertujuan untuk merubah bentuk limbah menjadi gas tidak beracun atau merubah sifat limbah menjadi netral atau tidak berbahaya.
  • Metode termal – Metode termal adalah metode yang paling banyak digunakan untuk mengatasi limbah berbahaya ini, dimana penggunaan mesin insenerator digunakan. Di mesin insenarator, limbah di bakar hingga menjadi karbon dioksida, uap air, dan butiran debu.
  • Metode biologis – Menurut Zhang et al, 2017, metode biologis ini menggunakan sistem biologis natural atau buatan, Bersama dengan organisme hidup untuk menangani limbah B3.
  • Metode fisik – Metode fisik ini meliputi pemisahan komponen atau wujud limbah, tanpa merubah bentuk fisik dari limbah tersebut. Metode fisik ini biasa digunakan untuk memisahkan material dari limbah, yang nanti dikelompokan untuk digunakan kembali dan di netralkan dari racun. Filtrasi, sedimentasi, dan evaporasi merupakan teknik yang digunakan dalam metode fisik ini.

Di samping metode penanganan limbah B3 di atas, Anda bisa mengambil langkah mandiri dengan cara memilah, mengumpulkan, menyimpan di TPS Limbah B3, atau menyerahkan limbah B3 ke penyedia fasilitas pengelolaan limbah seperti ARAH. Dengan perizinan yang sudah lengkap, ARAH dapat dipercaya untuk mengelola limbah B3 secara aman sesuai peraturan perundang-undangan.

Hubungi ARAH via Whatsapp melalui nomor +6281311116800 atau kunjungi arahenvironmental.com untuk mengirimkan limbah B3. Mari jadikan momen Hari Kesehatan Nasional untuk menciptakan lingkungan sehat yang bebas dari limbah B3!

Obat Produk Kadaluarsa, Apakah Masih Bisa Anda Konsumsi?

Date November 05, 2021 / Category: Uncategorized

Setiap obat-obatan pasti dilengkapi dengan informasi batas waktu aman untuk dikonsumsi. Namun, terkadang kita menyimpan obat untuk persediaan dan ketika sakit, kita tidak sadar bahwa obat tersebut terlalu lama disimpan dan sudah melewati masa konsumsi atau kadaluarsa. Jika sudah terlanjur konsumsi obat produk kadaluarsa, apakah akan berbahaya bagi tubuh?

Apa maksudnya obat kadaluarsa?

Ada dua macam batas waktu pemakaian yang bisa Anda temui pada obat-obatan, yang paling umum adalah tanggal kadaluarsa atau expiration date. Tanggal ini menunjukkan bahwa obat aman untuk digunakan sebelum melewati tanggal kadaluarsa yang tertera pada kemasan obat.

Umumnya, pabrik pembuat obat memberikan waktu 2-3 tahun untuk mengonsumsi obat dengan aman walau sebenarnya masa obat bisa lebih lama daripada itu. Hal ini karena produsen obat hanya menguji masa pakai obat dalam rentang 2-3 tahun, sehingga mereka tidak menjamin kondisi obat di luar tanggal kadaluarsa.

Ada juga yang dinamakan beyond use date. Berbeda dari kadaluarsa atau expiration date, beyond use date adalah batas waktu penggunaan obat setelah diracik, disiapkan, atau kemasannya dibuka. Biasanya rentang waktunya lebih singkat jika dibandingkan dengan tanggal kadaluarsa. Pada umumnya, beyond use date ditemukan pada obat yang bisa mengalami perubahan bentuk seperti obat racikan.

Bagaimana cara cek kadaluarsa obat?

Ada beberapa cara untuk mengecek tanggal kadaluarsa produk obat Anda. Cara pertama adalah dengan melihat tanggal kadaluarsa pada kemasan. Contohnya, kemasan obat Anda terdapat tulisan ED September 2021, artinya obat ini layak dikonsumsi sampai 30 September 2021.

Anda juga bisa melihat perubahan fisik pada obat. Pada obat berbentuk tablet, umumnya obat sudah tidak layak konsumsi jika mengalami perubahan pada warna, bau, rasa, timbul noda bintik-bintik, hancur, atau lembek dan lengket. Sedangkan untuk obat cair, perubahan yang bisa Anda perhatikan adalah cairan mengeruh, mengental, mengendap, memisah, atau kemasan lembap dan berembun.

Apa akibatnya jika Anda mengonsumsi obat kadaluarsa?

Fungsi tanggal kadaluarsa memang untuk menentukan apakah produk tersebut masih aman dan berfungsi normal.

Walau tidak menutup kemungkinan produk obat yang melewati tanggal kadaluarsa masih aman untuk dikonsumsi, obat tersebut bisa saja menimbulkan efek samping bagi tubuh Anda. Mengonsumsi obat produk kadaluarsa bisa membahayakan tubuh Anda karena ada obat tertentu yang berisiko ditumbuhi bakteri. Untuk obat antibiotik, misalnya, kemungkinan akan gagal mengobati infeksi jika sudah kadaluarsa.

Selain itu, obat yang sudah melewati tanggal kadaluarsa bisa jadi kurang efektif lagi dalam menyembuhkan penyakit karena terjadi perubahan pada komposisi kimiawinya. Jika Anda menemukan produk obat yang sudah kadaluarsa, lebih baik jangan diminum lagi karena tidak ada yang bisa menjamin keamanannya.

Pentingnya membuang obat kadaluarsa dengan cara yang benar

Demi menghindari risiko kesehatan, sebaiknya obat produk kadaluarsa tak lagi dikonsumsi dan segera dibuang. Walau begitu, membuang obat kadaluarsa pun tidak boleh dilakukan sembarangan. Hindari membuang obat kadaluarsa ke dalam toilet yang larut dalam air. Hal ini bisa mencemari danau, sungai, dan berakhir pada sistem saluran air. Bukan hanya berdampak pada pencemaran lingkungan, tapi Jika air yang terkontaminasi obat kadaluarsa tersebut sampai digunakan untuk masak atau minum, tentu bisa berbahaya bagi kesehatan.

Selain itu, membuang obat kadaluarsa sembarangan juga dapat memicu terjadinya penyalahgunaan. Bukan tidak mungkin ada orang tidak bertanggung jawab yang menggunakan obat kadaluarsa tersebut untuk dijual kembali atau diracik untuk membuat obat ilegal. Tentunya produk hasil penyalahgunaan ini akan berbahaya jika sampai dikonsumsi.

Ditemukannya kandungan obat di Teluk Jakarta

Pembuangan obat produk kadaluarsa tak bisa lagi dianggap sepele mengingat dampak buruknya terhadap lingkungan. Beberapa waktu lalu, kandungan paracetamol ditemukan di Muara Angke dan Ancol, Teluk Jakarta.

Menurut hasil studi yang diterbitkan pada jurnal Science Direct pada Agustus 2021, tingkat konsentrasi paracetamol di Ancol mencapai 420 nanogram per liter (ng/L). Sementara di Muara Angke tingkat konsentrasinya lebih tinggi lagi, yaitu 610 ng/L. Jumlah tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain yang telah diteliti, contohnya di pantai Brazil yang kandungan paracetamolnya “hanya” mencapai 34,6 ng/L.

Akibat tercemarnya teluk oleh kandungan paracetamol, terjadi perubahan pada ekosistem air yang memengaruhi makhluk hidup di dalamnya. Baik dengan tingkat konsentrasi paracetamol tinggi maupun rendah, paparan jangka panjang terhadapnya dapat memicu gangguan fungsi reproduksi pada kerang di laut.

Bagaimana cara aman membuang obat kadaluarsa?

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik, obat kadaluarsa yang bersumber dari rumah tangga merupakan sampah spesifik yang mengandung B3. Sampah produk obat kadaluarsa harus dipilah dan dikumpulkan, tidak boleh dibuang langsung atau dicampur dengan sampah biasa. Untuk pengelolaan sampah produk obat kadaluarsa tersebut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah mengeluarkan panduan untuk membantu Anda membuang obat kadaluarsa secara tepat dan aman. Agar produk obat kadaluarsa tidak berakhir mencemari lingkungan, Anda perlu mengetahui cara aman untuk membuangnya.

Adapun prosedur penanganan obat kadaluarsa yang bersumber dari rumah tangga dibagi menjadi 2 proses, yaitu proses pemilahan dan proses pengumpulan.

Pertama, pilah obat kadaluarsa di rumah dan kemaslah secara rapi dalam wadah tertutup seperti kantong plastik atau amplop. Setelah itu, beri tanda atau tulisan “obat kadaluarsa” pada kantong atau amplop tersebut. Sedangkan untuk proses pengumpulan, nantinya akan dibantu oleh petugas kebersihan. Sebagai alternatif, Anda juga bisa memasukkannya pada tong sampah pilah berwarna merah yang telah disediakan pemerintah daerah di jalan, sekitar rumah, atau fasilitas umum.

Tempat sampah berwarna merah memang telah disiapkan khusus oleh pihak DLH untuk menampung sampah B3 rumah tangga, termasuk salah satunya obat produk kadaluarsa. Setelah terkumpul banyak, nantinya akan ada truk khusus untuk mengangkut sampah B3 rumah tangga tersebut ke TPS limbah B3 skala kecamatan. Kemudian, sampah akan dikirim ke jasa pengelolaan limbah B3 untuk diolah atau dikelola lebih lanjut oleh pihak ketiga yang telah mengantongi izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.

Memahami Siklus Hidup Styrofoam dan Plastik Sekali Pakai

Date November 05, 2021 / Category: Uncategorized

Setiap kita membeli sesuatu, baik itu barang ataupun makanan, umumnya selalu dibungkus dengan plastik sekali pakai. Selain plastik, styrofoam juga tidak jarang menjadi pilihan utama para pemilik usaha kuliner untuk membungkus makanannya. Akibatnya pun jelas, jumlah sampah styrofoam dan plastik sekali pakai di Indonesia terus meningkat dan akhirnya berdampak buruk bagi lingkungan.

Pemerintah Indonesia sendiri sudah berusaha menekan penggunaan plastik sekali pakai dengan mengeluarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, dan Pasar Rakyat. Namun, tampaknya masih banyak masyarakat yang belum benar-benar memperhatikan peraturan ini.

Menggunakan styrofoam dan plastik sekali pakai bukan hanya berdampak buruk bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesehatan kita. Mengapa demikian? Untuk mengetahui hal tersebut, Anda harus mengetahui terlebih dahulu siklus hidup styrofoam dan plastik sekali pakai.

Plastik dan styrofoam butuh ratusan tahun hingga terurai

Plastik dan styrofoam merupakan material yang kerap digunakan sebagai pembungkus. Plastik bisa dibentuk dan dirancang menjadi sebuah pembungkus yang cantik, murah dan tahan air. Kepraktisan inilah yang menjadi alasan banyak orang tetap menggunakan plastik. Namun, ada harga yang harus dibayar dari kepraktisan yang kita dapatkan. Pasalnya, plastik membutuhkan ratusan tahun untuk terurai.

Kantong plastik yang sering Anda pakai ketika berbelanja membutuhkan setidaknya 20 tahun untuk bisa terurai. Botol plastik yang Anda dapatkan ketika membeli minuman di supermarket bahkan membutuhkan waktu lebih lama lagi, yaitu 450 tahun. Selain itu, sikat gigi plastik juga memakan waktu lebih lama, kurang lebih 500 tahun untuk bisa terurai.

Jika plastik membutuhkan puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai, styrofoam justru tidak bisa terurai, atau decompose, sama sekali. Bentuknya akan tetap sama meski terkubur di dalam tanah, tidak akan hancur maupun terurai.

Kenapa hal tersebut berbahaya bagi lingkungan?

Jenis material plastik sekali pakai dan styrofoam yang sulit terurai menjadi salah satu alasan mengapa kedua benda tersebut berbahaya bagi lingkungan hidup kita. Dilansir dari Kumparan.com, peneliti Jenna R. Jambeck dari Georgia University pada 2010 menyebutkan bahwa dari sekitar 275 juta ton sampah plastik yang tersebar di seluruh dunia, sebanyak 4,7 hingga 12,7 ton sampah tersebut berada di lautan.

Sampah plastik yang berada di lautan tentu dapat mengancam kehidupan biota laut. Ada risiko sampah tersebut akan melukai dan termakan oleh hewan seperti ikan, penyu, anjing laut, burung laut ataupun hewan lainnya di laut. Sedangkan sampah plastik yang dikumpulkan di darat dapat berpotensi mencemari udara dan tanah melalui pembakaran terbuka atau insinerasi.

Di sisi lain, World Health Organization (WHO) dan Environmental Protection Association (EPA) mengategorikan styrofoam sebagai benda yang memiliki kandungan tidak sehat. Bahan pembuatan styrofoam yang mengandung polistirena dan gas CFC (freon) dapat merusak lapisan ozon. Selain itu, pembuatan styrofoam juga dapat menimbulkan polusi udara berupa bau tidak sedap dan bisa mengganggu pernapasan.

Berpotensi berdampak buruk bagi kesehatan

Tidak hanya berdampak buruk bagi lingkungan hidup, styrofoam dan plastik sekali pakai juga berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Meski sulit untuk terurai, plastik sekali pakai tetap berpotensi untuk terpecah menjadi partikel-partikel kecil yang disebut mikroplastik. Mikroplastik hanya berukuran 0,3 sampai 0,5 millimeter. Partikel kecil ini berbahaya karena berisiko masuk ke dalam tubuh manusia. Dampak yang dapat ditimbulkan pada manusia akibat pencemaran sampah plastik antara lain berupa penyakit kanker, stroke, serta penyakit pernapasan. Tindakan pengelolaan sampah plastik dengan cara pembakaran akan menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2).

Styrofoam termasuk ke dalam jenis plastik atau polimer, bahan ini memiliki kandungan monomer, antara lain stirena, benzene dan formalin yang diketahui dapat memberi sejumlah dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Semakin tinggi suhu makanan yang ada dalam styrofoam, semakin mudah zat stirena berpindah ke makanan. Hal ini bisa menimbulkan kerusakan pada sum-sum tulang belakang, masalah pada kelenjar tiroid, sampai anemia.

Apakah ini artinya kita tidak boleh lagi menggunakan plastik dan styrofoam?

Tidak dapat dipungkiri bahwa berhenti total menggunakan styrofoam dan plastik sangatlah sulit. Terlepas dari bahayanya, plastik dan styrofoam masih dibutuhkan untuk beberapa hal. Namun, kita bisa mengurangi penggunaannya, seperti dengan membawa kantong nonplastik ketika berbelanja atau menggunakan botol minum nonplastik ketika membeli minuman di kafe.

Selain itu, penting juga untuk mengolah sampah plastik dan styrofoam dengan baik melalui proses reuse, reduce, dan recycle. Kurangi pemakaian styrofoam (reduce), dan gunakan kembali atau daur ulang plastik sekali pakai (reuse, recycle). Jika Anda kewalahan atau tak sempat melakukan daur ulang plastik, Anda yang berlokasi di Jakarta Pusat, Selatan dan Barat bisa berlangganan layanan daur ulang sampah ARAH. Menerapkan sistem yang terintegrasi, ARAH akan membantu mengumpulkan dan mengelola sampah plastik Anda. Anda bisa menghubungi ARAH via Whatsapp melalui nomor +6281311116800 atau kunjungi arahenvironmental.com untuk informasi lebih lengkap.

Lepas total dari penggunaan styrofoam dan plastik sekali pakai memang cukup sulit dilakukan. Namun, bukan berarti kita tidak bisa melakukan apa pun untuk menekan dampak penggunaannya terhadap lingkungan dan kesehatan. Kurangi pemakaian styrofoam dan plastik sekali pakai. Pastikan setiap plastik yang telah Anda pakai didaur ulang kembali.

Dokter dan Tenaga Kesehatan, Pahlawan di Masa Pandemi COVID-19

Date Oktober 25, 2021 / Category: Uncategorized

Hari Dokter Nasional diperingati setiap 24 Oktober untuk menghargai jasa para dokter dan tenaga kesehatan. Selama pandemi COVID-19, merekalah yang berada di garda terdepan dengan APD menutupi kepala hingga kaki. Memberikan layanan terbaik di bidang medis, mereka juga yang berjuang dan berhadapan langsung dengan virus COVID-19 selama dua tahun belakangan ini. Tidak berlebihan rasanya menyebut para dokter dan tenaga kesehatan sebagai pahlawan di masa pandemi.

Menjadi orang yang bertanggung jawab dalam penanganan virus dan harus bertemu pasien dengan berbagai kondisi bukanlah hal yang bisa diremehkan. Para dokter dan tenaga medis mengorbankan banyak hal untuk tugas mulia ini. Dengan penuh rasa tanggung jawab, profesionalitas, dan jiwa kemanusiaan, mereka berusaha mati-matian merawat para pasien positif COVID-19.

Rela meninggalkan rumah dan keluarga dalam waktu lama

Berhadapan langsung dengan pasien yang mengidap virus Corona membuat dokter dan tenaga kesehatan harus rela tidak pulang hingga berminggu-minggu. Pasalnya, kemungkinan mereka membawa virus tersebut ke luar tempat kerja terlalu besar. Para pahlawan di masa pandemi ini harus rela tetap tinggal di tempat kerja dan melayani masyarakat dengan sepenuh hati walau sangat rindu dengan keluarga yang menanti di rumah.

Ribuan nakes gugur akibat COVID-19

Dilansir dari BBC.com, per 17 Agustus 2021 tercatat 1.891 tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dunia sepanjang pandemi COVID-19. Lebih tepatnya 640 dokter, 637 perawat, 377 bidan, 98 dokter gigi, 34 ahli gizi, 33 ahli teknologi laboratorium, dan 13 ahli kesehatan masyarakat. Jumlah ini juga yang membuat Indonesia menempati urutan pertama pada daftar kematian tenaga kesehatan tertinggi di Asia dan ketiga di dunia.

Di tengah situasi yang mengkhawatirkan ini, ribuan nakes menjalankan pekerjaan dengan beban fisik dan mental yang berat hingga akhirnya mengakibatkan keletihan dan penurunan imun tubuh. Mereka pun jadi rentan terinfeksi virus Corona.

Kerja keras dokter dan nakes bantu turunkan positivity rate COVID-19 di Indonesia

Berkat para dokter dan nakes yang merupakan pahlawan di masa pandemi ini, positivity rate COVID-19 di Indonesia terus menurun. Pada periode 11 sampai 17 Oktober 2021, positivity rate di Indonesia turun drastis mencapai 0,5%. Hal ini merupakan kabar baik, apalagi jika dibandingkan dengan positivity rate pada lonjakan kedua bulan Juni dan Juli 2021 lalu yang mencapai 26,7%.

Selain itu, bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan COVID-19 juga menurun hingga mencapai angka 5,69%. Sedangkan pada puncak gelombang kedua COVID-19, BOR rumah sakit sempat menembus angka 77,77%. Penurunan angka ini merupakan hasil kerja keras para dokter dan tenaga kesehatan dalam menangani kasus COVID-19, ditambah dengan dukungan pemerintah dalam memberikan dan menjalankan kebijakan-kebijakan yang mengatur masyarakat.

Bantu ringankan beban dokter dan nakes dengan terus terapkan protokol kesehatan

Meski keadaan Indonesia sudah membaik jika dilihat dari angka positivity rate dan BOR, bukan berarti kita bisa lengah dan meremehkan virus ini. Para dokter dan nakes masih terus stand by di rumah sakit sebagai pahlawan di masa pandemi. Kita pun perlu membantu meringankan beban mereka walaupun dengan upaya-upaya sederhana.

Tetap patuhi protokol kesehatan ke mana pun kita pergi dengan menggunakan masker, jaga jarak, dan hindari berkerumun. Masker yang kita gunakan pun tidak boleh dibuang sembarangan karena dapat berpotensi menyebarkan virus. Penanganan COVID-19 menghasilkan limbah infeksius yang harus ditangani dengan benar. Untuk area perumahan, hubungi Dinas Lingkungan Hidup setempat untuk panduan cara pembuangannya. Untuk fasilitas layanan kesehatan, hubungi ARAH melalui nomor 081311116800 untuk kerjasama pengelolaan limbah medis baik dan sesuai peraturan yang berlaku. Terutama selama pandemi COVID-19, limbah medis dan B3 yang dihasilkan semakin banyak. ARAH dapat secara efektif menangani limbah tersebut agar tidak mencemari lingkungan dan membahayakan orang lain.

Perjuangan melawan pandemi COVID-19 masih panjang. Sudah seharusnya kita terus menaati protokol kesehatan dengan terus menggunakan masker dan memperhatikan pembuangan masker bekas pakai. Dengan upaya tersebut, kita telah membantu dan menghargai para pejuang di garda terdepan, dokter dan tenaga kesehatan, para pahlawan di masa pandemi. Selamat Hari Dokter Nasional!

Hari Pangan Sedunia: Mari Pastikan Air dan Tanah Sumber Pangan Kita Tidak Tercemar Limbah B3

Date Oktober 15, 2021 / Category: Uncategorized

Setiap tahunnya, Hari Pangan Sedunia diperingati pada 16 Oktober untuk meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga produksi pangan. Tujuannya agar tingkat krisis pangan dapat berkurang, baik pada tingkat global, nasional, maupun regional.

Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah menjaga kualitas kebersihan air dan tanah yang kita pakai sebagai sumber pangan, termasuk di sawah. Caranya adalah dengan memastikan bahwa tanah dan air tersebut tidak tercemar limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dibuang secara tidak benar.

Limbah B3 tidak bisa dibuang dengan cara yang sama seperti membuang sampah lainnya. Mengingat sifatnya yang berbahaya, buang limbah B3 tidak bisa dilakukan sembarangan, karena dapat mencemari lingkungan.

Salah satu jenis limbah B3 adalah limbah medis seperti masker bekas, jarum suntik bekas, tabung infus bekas, sarung tangan bekas, botol obat bekas, obat sisa atau kedaluarsa dan lain sebagainya. Jenis limbah ini sangat berbahaya karena bisa saja mengandung virus, kuman atau penyakit, dan kandungan bahan kimia berbahaya atau beracun. Limbah medis yang di buang di area sembarangan misalkan ladang atau persawahan, akan menghasilkan air lindi. Air lindi yang timbul dari timbunan limbah medis mengandung senyawa kimia organik dan anorganik yang berpotensi dapat berdampak negatif terhadap kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman.

Banyaknya limbah medis yang dibuang ke sawah selama pandemi

Selama pandemi COVID-19, tidak bisa dipungkiri bahwa pasien berdatangan ke rumah sakit, menyebabkan limbah medis pun semakin menumpuk. Ironisnya, limbah COVID-19 ini tidak ditangani dengan baik. Padahal, buang limbah B3 tidak bisa sembarangan. Bahkan ada yang membuang limbah COVID-19 di area sawah. Di Kelurahan Mlati Kidul, Kecamatan Kota, Kudus, Jawa Tengah, seorang warga menemukan sejumlah limbah medis berupa jarum suntik bekas, botol obat, hingga infus. Sampah-sampah itu ditemukan terkumpul di dalam satu kantong plastik kresek dan dapat membahayakan warga sekitar, apalagi ketika hujan dan terkena tanah.

Tidak hanya di Kudus, sebanyak 17 karung limbah COVID-19 berupa Alat Pelindung Diri (APD) juga ditemukan dibuang ke area persawahan di Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Setelah diperiksa, karung-karung tersebut ternyata berisi masker dan baju hazmat. Jika ditemukan oleh pihak tak bertanggung jawab, limbah COVID-19 tersebut bisa-bisa akan disalahgunakan.

Bahaya membuang limbah B3 ke ladang dan sawah terhadap produksi pangan

Buang limbah B3 sembarangan bisa berdampak bagi lingkungan, terutama ketika dibuang ke ladang atau sawah. Limbah B3 dapat mencemari air dan tanah. Air lindi dari limbah B3 medis, apabila bocor dari kemasan, dapat mengalir dan mencemari sungai. Padahal, di beberapa wilayah seperti pedesaan, penggunaan sungai untuk mengairi sawah masih menjadi andalan.

Di samping itu, air lindi tersebut juga umumnya mengandung senyawa kimia organik dan anorganik yang dapat berdampak negatif bagi tanaman. Asam yang terkandung dalam zat-zat kimia dan cairan tubuh dalam limbah medis dapat mempengaruhi pH tanah dan dapat membuat tanaman kering. Oleh karenanya, tanaman ladang dan sawah yang tercemar oleh limbah B3 berpotensi untuk menjadi kering apabila pH nya melewati ambang batas tertentu, dan dengan demikian mengurangi produksi pangan kita.

Cara tepat membuang limbah medis

Setelah mengetahui bahwa buang limbah B3 tidak boleh sembarangan, Anda juga perlu mengetahui cara yang tepat untuk membuang limbah medis. Penanganan limbah medis dapat dilakukan dengan tahapan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan. Limbah medis dapat dikumpulkan ke tempat penyimpanan sementara limbah B3. Dari sana, limbah medis diangkut oleh perusahaan pengelola limbah B3 yang berizin seperti ARAH. ARAH akan membantu Anda mengelola limbah medis dan limbah B3 lainnya sesuai dengan tata cara benar sesuai aturan yang berlaku. Apabila fasilitas layanan kesehatan, kantor, atau pabrik Anda memerlukan jasa pengelola limbah B3, langsung saja hubungi ARAH melalui nomor 081311116800.

Mengingat dampaknya yang begitu berbahaya, tidak seharusnya buang limbah B3 dilakukan sembarangan, apalagi dibuang di ladang dan sawah yang berisiko mencemari lingkungan, dan mengurangi produksi pangan. Karenanya, serahkan urusan limbah medis dan limbah B3 lainnya ke ARAH agar bisa dikelola secara tepat dan aman. mari kita gunakan Hari Pangan ini untuk meningkatkan kesadaran akan tata cara pengelolaan limbah B3 yang tepat agar kondisi air dan tanah sumber pangan kita tetap terjaga.

1 2 3 4 Next

Pos-pos Terbaru

  • Spill Kit, Peralatan Tanggap Darurat dengan Banyak Fungsi
  • Tata Cara Penggunaan Aplikasi SIRAJA, Begini Tahapannya!
  • Mari Kita Lebih Mengenal Aplikasi SIRAJA dari KLHK!
  • Jangan Dibuang Sembarangan! Begini Cara Tepat Mengelola Kosmetik Kedaluwarsa!
  • Cara Tepat Menangani Limbah B3 di Gedung Perkantoran

Tag

akubersih b3 baterai cara membuang makanan kadaluwara car free day covid daur ulang daur ulang sampah organik ecofren festronik jakarta K3 K3 adalah kaleng aerosol karantina Keselamatan dan Kesehatan Kerja komersial lampu LED limbah limbah B3 limbah kaleng limbah medis makanan kadaluwarsa Makassar Manfaat K3 manifest manifest elektronik menerapkan K3 menghancurkan makanan kadaluwarsa olimpiade pengelolaan pengelolaan limbah pengolahan limbah pengolahan limbah B3 produk produksi makanan sampah kaleng smartphone social distancing sosialisasi transportasi tujuan K3 waste management
PT ARAH ENVIRONMENTAL INDONESIA

Jl Dr.Ide Anak Agung Gde Agung
Kuningan Timur

(021) 5088-0198

[email protected]

ISO SERTIFIKAT

SITEMAP
AKUN
Hubungi Kami Melalui WhatsApp